-->

[Cerita Rakyat Jepang] Orang yang Kaya Karena Burung Bulbul

Alkisah, pada zaman dulu, terlihat sesosok laki-laki yang berjalan terhuyung-huyung di bawah langit musim dingin. Laki-laki tiu bekerja dengan menjual teh, selain itu, ia juga menjual berbagai barang kecil lainnya. 

Hari ini, entah mengapa barang dagangannya sama sekali tidak terjual. Laki-laki itu berjalan di gunung yang sepi - tahu-tahu ia sudah berada di dalam belukar bambu. Agaknya ia tersesat. 

Ia melewati belukar bambu yang gelap, lantas secara ajaib keluar ke tempat yang terang, sebuah taman. Dimana, tercium bau harum bunga plum. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke bunga plum sambil memejamkan mata.

"Hmm, harumnya," tukas laki-laki itu.

Tiba-tiba saja terdengar suara tawa gadis. Dari balik pohon plum muncullah empat gadis cantik, yang mengajak laki-laki itu untuk singgah sebentar ke rumah mereka. Sesampainya di rumah mereka, seorang wanita yang lebih tua dibanding keempat gadis itu muncul. 

"Aku ibu dari keempat gadis-gadis ini. Santai saja dan menginaplah malam ini," kata wanita itu. Ia lalu membeli semua barang dagangan yang dibawa oleh laki-laki itu. 

***

Pada keesokan hari, wanita tua itu muncul lagi di hadapan laki-laki itu. Dengan sopan ia berkata, "Rumah ini hanya ditinggali oleh para wanita saja, jadi silakan bersantai. Oiya, karena empat anak gadis saya sudah beranjak dewasa dan belum memiliki seorang pendamping, maukah anda menjadi pendamping salah satu di antara mereka?"

Bagi laki-laki itu, semua ini bagaikan mimpi. Tapi, sebagai seorang laki-laki, tentu ia tidak menyia-nyiakan kesempata tersebut. Ia memilih anak gadis sulung untuk menjadi istrinya. 

***

Hari demi hari mereka lewati dengan penuh suka cita. Tidak terasa musim dingin sudah berakhir. Dan datanglah musim semi yang hangat. 

Ibu berkata kepada menantu laki-lakinya itu. "Hari ini cuacanya sedang baik, jadi saya dan keempat putri saya akan pergi menikmati keindahan bunga. Maaf, tolong jaga rumah ya. Kalau merasa bosan, lihat saja gudang. Ada empat gudang, yang boleh dibuka hanyalah tiga saja, yang keempat tidak boleh dibuka ya."

Ditinggal sendirian, tentu laki-laki itu merasa bosan. Dan seperti pesan dari ibu mertuanya, ia pergi ke gudang untuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya. 

Mula-mula, ia membuka gudang pertama. Lalu... Terbentang pemandangan musim panas. Ombak menerjang kaki laki-laki itu. Langit biru nan menyilaukan dan gumpalan-gumpalan awan raksasa berwarna putih. Laki-laki itu merasa senang. 

Kemudian, ia pun membuka gudang kedua. Di situ terlihat pemandangan gunung musim gugur yang indah. Ada pepohonan yang daunnya berwarna merah dan kuning, dan ada sebuah pohon kesemek yang besar. 

Lantas, ia membuka gudang ketiga. Pemandangan salju meliputi seluruh permukaan tanah. 

Terakhir, laki-laki menuju gudang keempat. Tapi, ia teringat pesan ibu mertuanya sebelum pergi. Bahwa ia tidak boleh membuka gudang keempat. Tapi, larangan justru membuat seseorang merasa penasaran. 

"Adakah sesuatu yang luar biasa di dalamnya?" tanya laki-laki itu dalam hati. 

Laki-laki itu pun memutuskan untuk membuka pintu gudang keempat. Dan tampaklah pemandangan musim semi yang tenang. Bunga-bunga berkembang di sekitar gemercik aliran sungai kecil. Di sekitar pohon plum, burng-burung bulbul berterbangan.

"Huu-huu-kekoo...huu-huu-kekoo!" Burung-burung bulbulberkicau merdu.

cerita rakyat, cerita rakyat jepang, burung bulbul, jepang
"Wah, burung bulbul. Merdu sekali."

Saat si laki-laki itu berbicara, burung bulbul itu berhenti berkicau. Dan segera terbang meninggalkan tempat itu. 

Laki-laki itu terkejut. Pemandangan sekitarnya segera hilang tanpa bersuara, dari taman indah berubah ke tanah yang penuh dengan rerumputan liar. Laki-laki itu berdiri sendirian di dalamnya. 

Terdengar suara ibu mertua.

"Kamu telah melanggar janji dengan membuka gudang keempat. Sekarang kamu tahu bahwa kami adalah burung bulbul yang tinggal disini. Karena hari ini cuaca sedang baik, semuanya kembali ke sosok asal dan bermain-main. Karena itu, kita tidak bisa hidup bersama-sama lagi. Selamat tinggal."

Laki-laki itu turun dari gunung. Angin utara masih berhembus tajam. 

Comments