-->

Tradisi Orang Jepang dalam Menyambut Tahun Baru

"Shiwasu" merupakan kata dalam bahasa Jepang untuk bulan Desember. Kata ini memiliki arti "Guru Berjalan Mengitari Para Murid". Arti kata ini bermakna bahwa bulan Desember merupakan bulan paling sibuk dalam rentang waktu dua belas bulan. Orang-orang Jepang punya tradisi untuk "membereskan apa saja" untuk menutup tahun ini dan menyongsong tahun baru dengan hal yang baru. Biasanya, setelah berbenah, mereka akan menyambut tahun baru dengan penuh suka cita. Lalu, apa yang dilakukan orang Jepang dalam tradisi "membereskan apa saja" ini?

Bounenkai, salah satu tradisi orang jepang dalam menyambut tahun baru
Bounenkai, salah satu tradisi orang Jepang dalam menyambut tahun baru.

Biasanya, tradisi orang Jepang dalam menyambut tahun baru adalah dengan acara makan-makan, yang diistilahkan dengan "Bounenkai". Bounenkai berarti "Lupakan Tahun Lalu". Bounenkai diadakan di antara sesama rekan kerja atau teman-teman. Dalam Bounenkai, orang-orang Jepang juga akan saling memberikan "Oseibo" (hadiah akhir tahun) dan menulis Nengajo (kartu pos tahun baru) kepada handai taulan yang berjarak jauh. *ternyata tradisi kirim kartu ucapan masih berlaku di Jepang ya :)?*

Pada bulan Desember, di Jepang sedang musim dingin. Sudah menjadi seperti keharusan tradisi seperti makan Kabocha (sejenis labu) dan mandi Yuzuyu (mandi air panas yang penuh dengan buah jeruk) dilakukan. Ini merupakan tradisi, sebagai bentuk wujud keinginan orang Jepang untuk tetap bugar selama musim dingin dengan menjaga tubuh tetap hangat dan memakan buah-buahan yang kaya vitamin.

Di samping itu semua, ada pula yang melakukan Oosoji (pembersihan total). Orang Jepang menganggap kebersihan dalam menyambut tahun baru perlu dilakukan. Karenanya, semua sibuk selalu dengan pekerjaan bersih-bersih yang dilakukan di rumah, sekolah dan tempat kerja pra-tahun baru.

Sepasang Kadomatsu - batang pohon pinus dan dekorasi bambu.
Sepasang Kadomatsu - batang pohon pinus dan dekorasi bambu.

Berbarengan dengan pembersihan, orang Jepang akan memasang pula dekorasi tahun baru di rumah mereka masing-masing. Biasanya dipasang di dalam maupun di luar rumah tanggal 30 Desember. Sepasang Kadomatsu (batang pohon pinus dan dekorasi bambu) akan ditempatkan di depan pintu gerbang atau pintu biasa. Lalu, Shimekazari atau Shimenawa, yang terbuat dari dekorasi kertas dan buah jeruk akan digantungkan di pelbagai sudut rumah, khususnya di depan pintu. Karena, mereka percaya bahwa hal tersebut membawa keberuntungan. Bahan-bahan yang dipakai dalam dekorasi, seperti bambu, pinus, dan jeruk, merupakan simbol dari panjang umur, vitalitas, dan nasib baik. Satu lagi dekorasi yang tidak boleh dilupakan yaitu kue-kue. Pertama, Kagamimochi (terdiri dari kue mochi ditumpuk dan ditaruh di meja) dan Osechi Ryori (makanan-makanan yang rapi dibungkus dalam kotak).

Tahun baru di Jepang, hampir semua kantor meliburkan karyawannya selama 1 hingga 2 minggu. Orang-orang Jepang memanfaatkan hal ini dengan pergi bersama keluarga tercinta, baik itu keluar negeri atau ke tempat wisata lokal. Tapi, banyak juga sih yang menghabiskannya Oomisoka (malam pergantian tahun baru) di rumah.

Oiya, satu lagi yang tidak boleh dilupakan. Mie Soba. Mie satu ini merupakan salah satu tradisi orang Jepang dalam menyambut tahun baru. Istilah untuk menyebut tradisi ini adalah Toshikoshi Soba (mie yang melewati tahun) dan melambangkan panjang umur. Karenanya, pada malam tahun baru, restoran-restoran yang menjual mie soba bakal kewalahan dalam melayani para pembeli.


Warung mie soba bakal laris manis tiap malam pergantian tahun baru
Mie Soba.

Kalau kamu bagaimana? Apa yang kamu lakukan untuk menyambut tahun baru?[]

Comments